novel SETAPAK DEMI SETAPAK TEKAT IMPIAN BARU OLEH : SEVTINI NUR FAIGA
Berangkat
dari perjalanan hati yang pada waktu itu mencoba menjadi seseorang yang ingin
diperhatikan, Cuma ingin disayang, dimanja dan dikasihi. Mencoba mengetuk hati
yang mengupas tentang memori masa kecilku yang suram, penuh kepedihan dan penuh
dengan derai air mata dari seorang bunda, melalui sebuah kata-kata yang manis
dan senyum tawa yang tak pernah aku dapatkan sejak kecil hingga berumur 12
tahun.
Aku
mulai sadar betapa perihnya kehidupanku. Makan, minum bahkan saat aku pipis
dicelana, aku hanya sendirian tak ada yang memperhatikan, hingga suatu hari
datang seorang nenek yang mengasuh dan merawatku dari kecil hingga aku berumur
12 tahun tanpa didampingi seorang bunda ataupun seorang ayah yang
menggendongku.
Waktu
terus menerus berlalu dan umur nenek yang aku sayang terus bertambah usia
hingga tak sanggup aku melihatnya. Dulu rambutnya yang hitam sekarang menjadi
putih, wajahnya yang lembut sekarang jadi keriput, badan yang dulunya kuat menggendongku
sekarang sudah terbaring lemah diatas kamar yang tak berdaya. Aku tak sanggup
melihat penderitaan yang aku alami dengan nenekku, aku yakin aku pasti bisa
merawat nenekku.
Apakah
seorang bunda ada pada saat aku membutuhkan?......Tidak, dia tak pernah ada
pada saat aku membutuhkan, apalagi seorang ayah, dy tak pernah satu kalipun
menggendongku, dia selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Betapa
perihnya hati ini tampa kasih sayang seorang bunda dan ayah?........Ya itulah
yang aku rasakan sejak dulu, ke 2 orang tua aku hanya mementingkan pekerjaan,
pekerjaan dan pekerjaan sampai lupa kalau aku membutuhkan mereka.
Keesokan
harinya, seperti biasa mereka bekerja masing-masing, bunda menjaga toko yang
penghasilannya lumayan besar yang dia andalkan, sedangkan ayah bekerja di bank
pegadaian yang setiap harinya sibuk, sibuk, dan sibuk tampa sadar aku
merindukan mereka. Sepulang dari kerja mereka hanya bisa marah-marah tak jelas,
aku sadar akan posisiku, aku juga sadar mungkin mereka seperti itu karena
kecapean seharian kerja, tapi sesibuk apapun apakah tak ada waktu untuk ngobrol
walau hanya sebentar, ataupun memberi saran buat aku untuk lebih baik. Semuanya
aku tak dapatkan apa-apa dari kedua orang tuaku.
Aku
merasa lelah, merasa letih dengan semua ini tak ada seorangpun yang tau akan
kepedihan yang aku rasakn selama ini. Umurku semakin hari semakin dewasa dari
SD, SMP, hingga SMA yang aku ingat hanya dijadikan pembantu saja dirumh.
Pagi
setelah sholat subuh aku harus membersikan kamar tidur, menyapu rumah, cuci
piring hingga semua baju dikeluargaku aku yang mencucinya sampai selesai hingga
tak sadar jam 12 WIB telah tiba, setiap hari aku lakukan itu semua. Memang itu
ajaran yang baik buat aku tambah dewasa tapi kenapa sedikitpun kedua orang tuaku
tak pernah melihat apa yang aku lakukan hanya bisanya marah-marah saja. Lelah
rasanya hidup seperti ini hingga sakitpun tetap bekerja keras.
Aku
mempunyai dua sodara kadung yang semuanya perempuan, yang satu bernama Zahra
dan yang kedua bernama Samawah. Kedua adikku selalu dimanja lain denganku, aku
diangkap anak sial karena aku anak yang pertama dari 3 sodara. Dari situ aku
belajar ikhlas dan pelajar merawat adik-adikku sampai sekarang. Adikku yang
bernama Zahra selalu juara dikelas dia pintar dan afal al-Quran surat-surat
pendek yang selalu aku ajarkn kepada dia dan aku selalu menasehati dia supaya
tidak sompong dan adikku yang ke dua dia masi kecil tetapi dari sekarang aku
mengajarkan budi pekerti dan sopan terhadap orang. Aku banyak berkorban demi semua
sodaraku tetapi orang tuaku tak pernah melihat itu semua mereka tetap
memikirkan pekerjaan mereka yang paling penting.
Hingga
pada suatu hari adikku yang bernama Samawah dia sakit-sakitan sering keluar
masuk rumah sakit dari penyakit ringan hingga penyakit yang berbahaya, waktu
hari senin adikku dibawak kerumah sakit surabaya untuk diotopsi karena kelainan
kulit. Setiap harinya dia harus cuci darah untuk kelangsungan hidupnya,
iya.......! inilah kehidupanku yang begitu banyak cobaan. Orang tuaku harus meninggalkn
aku dirumah madura untuk merawat adikku yang sakit itu kerumah sakit surabaya,
tapi apa daya adikku yang kedua yang bernama Zahra juga ikut kesana dan aku
harus menjaga rumah yang buat aku tambah membenci kedua orang tuaku.
Satu
minggu berlalu aku menjadi gelandangan yang makannya tak teratur, kadang makan
kadang tak makan apa pun, semua itu aku lakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain. Dua minggu berlalu, tiga minggu
berlalu hingga satu bulan lewat sepuluh hari aku ditinggal, usiaku waktu itu masi
16 tahun yang terbilang masih labil aku mencoba bertanya-tanya, dan banyak hal
yang aku pikirkan waktu itu, ingin hal-hal yang baru tapi hati dan pikiranku
berbeda jauh dan pada akhirnya aku dipertemukan oleh seorang guru yang baik,
dia bernama pak Suhaidi. Beliau mengajarkan aku untuk sabar, tawakkal, dan
tetap diajaran Allah SWT. Kata-kta yang tak bisa aku lupakan darinya iyalah
“nak hidup ini hanya sebentar jangan kamu selalu benci pada orang tuamu karena
orang tuamu yang melahirkan mu sampai sekarang, jika tidak ada mereka apa kamu
ada disini” saya pun diam atas kata-kata beliau. Dari situ aku belajar
menyayangi mereka karena diluar sana masi banyak yang tidak punyak orang tua
dan masi banyak yang lebih menderita dari pada saya.
Tanggal
12 September adikku bisa dipulangkan dari rumah sakit surabaya tetapi ada hal
yang tidak boleh dilanggar oleh orang tuaku untuk cek ap sebulan sekali untuk
adikku. Sepulangnya dari rumah sakit surabaya bundaku mulai berubah, dia mulai
memperhatikanku. Mencoba menanyakan hal bagaimana ketika bunda meninggalkan aku
sendirian dirumah. Saya mulai merespon positif terhadapnya. Tetapi ketika lama
kelamaan sebulan berlalu sifat aslinya mulai muncul kembali. Sulit memang
hidupku ini penuh dengan rintangan yang menghadang tapi aku berusaha kuat akan
tekatku ini. Aku mencoba berfikir kembali kata-kata yang diajarkan oleh guruku
untuk belajar ikhlas dan tawakkal.
17-11-2014
Disaat itulah aku berulang tahun ke
18. Apakah sosok seorang bunda dan ayah ingat pada saat aku berulang tahun dan
apakah dia melihat betapa perihnya aku saat itu, bukan merasa senang karena
berulang tahun melainkan sedih entah ber arah, aku sadar dari dulu hingga
sekarang aku di anak tirikan beda sekali terhadap adikku, dia selalu dimanja,
disayang, diperhatikan semua yang dia inginkan selalu dikabulkan oleh kedua
orang tuaku.
Ya aku sadar akan posisiku, banyak
perbedaan diantara keduanya, aku bodoh tak pernah dapat peringkat satu
disekolah sedangkan adikku dia selalu nomer satu dari kelas 1 hingga kelas 4
dia slalu juara kelas dapat peringkat 1 terus dan ketika dia ikut perlombaan dy
juga dapat juara, apakah karena itu aku di anak tirikan tak pernah dimanja,
adanya selalu disuru-suru seperti pembantu. Setetes demi setetes air keringatku
berjatuhan, aku tak ingin mengeluh dengan apa yang telah terjadi pada diriku
tapi tolonglah lihat kerja kerasku selama ini. Waktu bangku SMP aku banyak juga
dapat juara hingga pada saat itu mau dikirim kesurabaya untuk lanjutan lomba
renang disana tapi apa bunda dan ayah tak pernah mendukung hingga SMA akupun
banyak merahi juara tapi tak satu pun terbayang untuk melihat kesuksesanku
selama ini beda emang nasibku sama adikku, bedah jauh, jauh sekali.
Tanggal
Awal kulia telah dimulai pada tanggal ini, senang
rasanya menghirup suasana baru, pengalaman baru hingga teman baru. Ow iya....!
awal kuliaku ini dimulai oleh ospek yang seru banyak macam-macam organisasi
dikampus tetapi yang terlintas dimataku hanya organisasi pecinta alam yang seru
tampil apa adanya dan menantang nyali kita terhadap alam bebas, sebenarnya
siiii ingin tau banayk tentang organisasi itu tapi karena waktu yang dijangka
hanya sedikit iya terpaksa dibuat penasaran. Aku mulai mencari tau apa itu
pecinta alam secara dalam, mulailah aku berkenalan dengan nama yang aneh
terdengar ditelingahku dia bernama Areng. Dia yang mengenalkanku tentang apa
yang terdapat di organisasi itu, tapi ketika aku mau bertanyah lebih dalam
tentang itu saya hanya diberikan kertasan yang kosong. Aku mulai bingung kenapa
ini orang malah memberi kertasan kosong. Ternyata dia menawarkan ikut ke
organisasinya untuk mengetahui jawaban yang aku pertanyakan atau tidak. Dengan
pikiran yang campur aduk karena penasaran sayapun ikut bergabung diorganisasi
itu. Dia mengajakku untuk hadir dikegiatan panjat untuk menjawab semua
pertanyaanku yang akan dilaksanakan esok hari. Akupun kembali ke kelas untuk
mengikuti kegiatan ospek selanjutnya. Terlintas dibayanganku “hal yang indah
untuk masa-masa baruku diperkuliahan”. Hahahaha ane siiih semua masalah yang
ada tiba-tiba hilang untuk sejenak karena hari ini, terasa tidak ada beban
pikiran dan masalah dalam diriku ini, iya ini aneh tapi nyata ingin rasanya
teriak hari itu.
Keesokan hari, aku memulai ospek hari kedua dengan
senyuman dan penasaran akan jawaban dari pertanyaanku kemarin, tak sabar ingin
cepat-cepat pulang dari ospek dan ingin datang di acara panjat nantik sore.
Hari ini kegiatan ospek kedua membahas tentang semua jurusan masing-masing. Aku
dijurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) pemateri waktu itu iyalah Bu
Nurul, iya menjelaskan bagaimana jadi guru yang profesional dan yang hanya
KUPU-KUPU (kulia pulang kulia pulang). Menurut beliau mahasiswa yang seperti
kupu-kupu itu tak akan dapat pengalaman yang banyak tapi mahasiswa yang
mengikuti organisasi iya akan banyak pengalaman diluar maupun di dalam kampus.
Dari perkataan beliau saya malah tambah ingin mengikuti organisasi itu yang
membuatku bertanya-tanyan apa itu pecinta alam. Waktupun berlalu terasa cepat
dan jam 1 WIB saya pulang kulia. Ketika itu saya tidak pulang kerumah tetapi
langsung ke ruang organisasi itu, disana ternyata banyak sekali mahasiswa baru
yang ingin mengikuti organisasi itu sama dengan yang saya alami. Jam
15:00 WIB pun telah berlalu kini aku berkumpul dengan organisasi pecinta alam
dengan agenda kegiatan panjat disana aku dipanggil salah satu anggota pecinta
alam yang bernama kak Kalemmar yang pada saat itu dia pasih pada panjat tebing,
aku diberi ilmu baru bahwa anak disini orangnya apa adanya dan jika makan kita
pasti rame-rame jika ada salah satu yang tidak makan maka kita tidak akan makan
juga karena kita disini mementingkan persaudaraan dan kita semua disini sama
tidak ada yang membedakan kekurangan satu dengan yang lain. Apa kamu tetap
minat untuk ikut organisasi ini (tanya kak Kalemmar padaku). Akupun menjawab
dengan tegas “malah yang aku cari seperti ini kak karena aku belum mendapatkan
semua itu dirumah”. Didalam penatku aku berfikir apa ini jalan aku bisa bahagia
dan bisa menemukan kasih sayang yang tak aku dapatkan dari kedua orang tuaku.
Disana yang mendaftar dengan serius berjumlah sebelas orang yaitu:
Khalilurrahman, Agus Riyadi, Jamil, Hendra, Awik, Andi Pratama, Sevtini Nur
Faiga, Moh. Halimi, Nova Febrianto, dan Nur Laili. Mereka semua orang yang
hebat-hebat semua banyak kemampuan yang mereka miliki masing-masing tetapi beda
dengan aku, aku tidak mengerti apa-apa tentang pecinta alam. Dari situ
bersunggu sunggu untuk belajar tentang itu semua. Sunggu berkesan hari kedua
ngumul kali ini, banyak pelajaran yang aku dapatkan disini.
Lambat laun tak kerasa sudah satu bulan aku ikut dalam
kegiatan pecinta alam hingga pada saat itu ketika kita ingin jadi anggota tetap
kita harus mengikuti dua proses yaitu diklatsar (diklat dasar) dan dikjut
(diklat lanjutan).
Tuhan aku berharap suatu hari nanti bisa merubah
hidupku yang penuh kepedihan menjadi akhir yang bahagia, tuhan semoga suatu
hari nanti aku menjadi orang yang tidak dipandang sebelah mata dan semoga
menjadi kepribadian yang baik.
Amin-amin ya
robbal alamin......................
BERSAMBUNG........................................................
Komentar
Posting Komentar