MANAJEMEN PENDIDIKAN EFEKTIF
A. ARTI PENTING MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Arti Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian usaha-usaha personal pendidikan dalam
mendayagunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut
Prof. Dr. H.A.R Tilaar, M.Sc,. Ed,. Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan
yang mengimplikasikan adanya perencanaan atau rencana pendidikan sekaligus
kegiatan implementasinya. Sementara itu Dr. Made Pidarta, M.Pi., dalam bukunya
manajemen pendidikan Indonesia, mengemukakan bahwa dalam pendidikan, manajemen
dapat diartikan sebagai aktivitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pada dasarnya manajemen pendidikan bertujuan untuk
menentukan, merencanakan, mengimplementasikan serta mengevaluasi program
kegiatan pendidikan. Demi mewujudkan pendidikan yang efektif, efisien serta
berkualitas, diperlukan adanya perencanaan yang harmonis dan terarah. Salah
satu faktor yang menyebabkan banyaknya pengangguran terpelajar serta kurang
berhasilnya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah kualitas manajemen
pendidikan yang tidak mumpuni. Padahal untuk dapat mempertahankan kualitas
manajemen pendidikan, sedikitnya harus memiliki
dua elemen penting, yakni sistem dan kualitas pendidik. Agar pendidikan
dapat berjalan efektif, efisien, dan dapat menghasilkan output yang
berkualitas, manajemen pendidikan harus tertata dengan baik.
2.
Fungsi-Fungsi
Manajemen Pendidikan
Sebagaimana fungsi manajemen pada umumnya, manajemen pendidikan juga
memiliki fungsi yang sama, yakni:
a.
Perencanaan
Perencanaan pendidikan adalah proses pemikiran yang
sistematis dan analisis rasional (mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, siapa pelaksananya, mengapa hal itu harus dilakukan, dan kapan
suatu kegiatan dilaksanakan?) untuk meningkatkan mutu pendidikan agar lebih
efektif dan efisien, sehingga proses pendidikan dapat memenuhi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Dalam perencanaan pendidikan terdapat beberapa model ,
antara lain sebagai berikut:
1)
Model perencanaan komprehensif. Berfungsi sebagai
patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik kearah
tujuan-tujuan yang lebih luas.
2)
Model target setting. Digunakan dalam upaya untuk
melakukan proyeksi atau memperkiraka n tingkat perkembangan dalam kurun waktu
tertentu, analisi demografis, memproyeksikan jumlah siswa terdaftardan
kebutuhan tenaga kerja.
3)
Model costing (pembiayaan) dan keefektifan biaya.
Dipakai untuk menganalisis proyek-proyek dalam kriteria efisiensi dan
efektivitas ekonomis.
4)
Model planning, programming, dan budgeting system
(PPBS).disebut juga sebagai sistem SP4 (perencanaan, penyusunan program, dan
penganggaran). Hanya diterapkan pada masalah-masalah yang kompleks.
Keberhasilan proses pelaksanaan rencana, selain
tergantung kepada ketepatan penyusunannya juga akan ditentukanoleh
fungsi-fungsi manajemen pendidikan berikutnya, yaitu pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.
b.
Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian, pembagian tugas disesuaikan
dengan kemampuan dan keahlian orang yang memegan tugas. Misalnya, dalam
pendidikan, pembagian tugas guru dalam bidang studi yang diajarkan haruslah
sesuai dengan kemapuan dan latar belakang pendidikan nya.
c.
Pengarahan
Pada dasar nya pengarahan berkaitan dengan hal-hal berikut:
1)
Motivasi. Dalam bidang pendidikan, kepala sekoah
selaku pimpinan tertinggi selayaknya memahami dan memberi motivasi kepada semua
anak buahnya. Sebab, hal ini akan menjadi kunci agar mereka bekerja lebih
efektif.
2)
Komunikasi. Kepala sekolah harus menjalin komunikasi
yang baik dengan seluruh staf dan lingkungan sekolah demi tercapainya efisiensi
dan efektivitas pendidikan.
3)
Dinamika kelompok.
Dalam sebuah organisasi, terdapat kelompok formal dan informal. Pemimpin
harus mengarahkan dan mengefektifkan kelompok-kelompok tersebut agar dapat
mendukung peningkatan pencapaian tujuan organisasi.
4)
Kepemimpinan. Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan
diemban oleh kepala sekolah. Dan, syarat minimalnya adalah harus mempunyai
kemampuan dalam menjalankan tugas serta dalam membina hubungan baik dengan
semua personal sekolah.
d. Pengawasan
Agar pengawasan pendidikan dapat
berfungsi efektif, beberapa hal berikut harus diperhatikan:
1) Pengawasan harus
dikaitkan dengan relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktifitas.
2) Standar yang
masih dapat dicapai harus ditentukan.
3) Pengawasan
harus disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan lembaga pendidikan.
4) Kuantitas
pengawas harus dibatasi.
5) Sistem
pengawasan harus dikemudikan dan dikontrol.
6) Pengawasan
sebaiknya mengacu pada tindakan perbaikan.
7) Pengawasan
sebaiknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah.
3.
Operasional
Manajemen Pendidikan
Terdapat beberapa aspek yang perlu
mendapat pelayanan manajemen pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan yang
berkaitan dengan operasional pendidikan dan pengajaran, yaitu:
a. Manajemen Kurikulum
Manajemen
kurikulum adalah manajemen yang ditujukan untuk keberhasilan proses
pembelajaran secara maksimal dengan menitikberatkan pada kualitas interaksi
proses pembelajaran. Manajemen kurikulum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Separate
subject curriculum. Bahan pelajaran diberikan terpisah antara mata pelajaran
yang satu dengan mata pelajaran yang lain, dengan tema yang satu dengan tema
yang lain.
2) Correlated
curriculum. Bahan-bahan pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang lain.
3) Integrated
curriculum. Bahan pelajaran disajikan dalam bentuk unit yang merupakan satu
kesatuan.
b. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM
ini dimaksudkan untuk dapat mneingkatkan kualitas guru dan karyawan, sehingga
bisa mendorong tercapainya tujuan pendidikan, serta untuk membantu dalam
peningkatan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan. Perencanaan diawali
dengan analisis ketenagakerjaan lembaga pendidikan. Analisis yang sistematis
meliputi dua hal, yaitu:
1) Job
description : Analisis ini berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dilakukan
oleh guru dan karyawan.
2) Job analysis
: Analisis ini berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk menjalankan tugas-tugas.
c. Manajemen
Kesiswaan
Manajemen
kesiswaan merupakan sistem pengelolaan terhadap siswa, yang dimulai dari
perencanaan, penerimaan siswa baru, pengorganisasian siswa, MOS, pembinaan dan
pelayanan siswa, organisasi siswa, penilaian siswa, mutasi, hingga perencanaan
alumni.
d. Manajemen
Sarana Dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran yang bersifat
langsung. Sedangkan prasarana adalah semua fasilitas yang digunakan untuk
mempermudah proses pembelajaran namun bersifat tidak langsung. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini
meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan pemeliharaan, serta
penggunaan dan penghapusan.
e. Manajemen
Keuangan
Dalam manajemen keuangan pendidikan,
ditentukan dan dicanangkan jumlah modal yang dibutuhkan dalam upaya operasional
pendidikan, asal dana diperoleh, cara penggunaannya, pemasukan dan penegluaran,
serta saldo yang didapat. Semua hal tersebut ditulis dalam rancangan anggaran
pendapatan dan belanja sekolah.
f. Manajemen
Sistem Informasi
Seiring dengan perkembangan zaman
dan teknologi yang menuntut adanya persaingan antarlembaga pendidikan, suatu
lembaga pendidikan membutuhkan sistem informasi.
g. Manajemen
Hubungan Masyarakat
Secara umum, humas pendidikan
terdiri dari dua macam, yaitu humas internal yang meliputi kegiatan untuk
mengatur hubungan antara kepala sekolah dan para guru, kepala sekolah dengan
murid, kepala sekolah dengan karyawan, guru dengan murid, dan murid dengan murid.
Dan humas eksternal yang meliputi kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan
wali murid, dengan BP3, dengan lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, serta
upaya untuk meningkatkan minat masyarakat.
h. Manajemen
Pengembangan Lembaga
Manajemen
pengembangan lembaga adalah upaya untuk mengelola dan mengatur metode
perkembangan lenbaga agar bisa terus exis dan survive ditengah persaingan
global.
B. KONSEP-KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Total Quality Management (TQM) in Education
TQM in education atau yang lebih dikenal dengan
manajemen mutu terpadu adalah konsep manajemen pendidikan yang diadopsi dari
manajemen industri, yang kemudian dipandang penting untuk dunia pendidikan.
Dalam TQM, kualitas mutlak diutamakan dan harus ada perbaikan yang
berkesinambungan serta terus menerus demi mengoptimalkan kualitas. Pada
prinsipnya TQM mengutamakan kepuasan pelanggan, yang dalam pelaksanaannya
selalu ada penyempurnaan dan perbaikan secara terus menerus. Implementasi TQM
dimaksudkan agar tercapai keunggulan proses pembelajaran yang mengutamakan
hasil sekaligus memberi peluang tinggi bagi guru dan siswa untukn aktif dan
inovatif, dengan pemanfaaatan sarana dan prasarana yang memadai. Jika bisa
diimplementasikan dengan baik, terdapat banyak kelebihan yang dimiliki TQM,
antara lain kualitas tetap selalu diutamakan, perbaikan akan selalu dilakukan,
tidak ada status quo, seluruh staf dapat bekerja sama, dan masih banyak lagi.
Namun juga dalam TQM terdapat beberapa keurangan, antara lain adalah
ketidakpastian dan ketidakjelasan tentang identifikasi dan spesifikasi
pelanggan, ketidakjelasan tentang metode mendefinisikan kebutuhan pelanggan,
ketidakpedulian terhadap perbedaan-perbedaan pelanggan, dan lain-lain.
2. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
MBS adalah suatu konsep manajemen pendidikan yang
memberikan otoritas kepada sekolah agar sekolah bisa memberdayakan diri dengan
disertai partisipasi masyarakat dalam prosesnya. Sekolah mempunyai otoritas
penuh untuk mendayagunakan segala yang dimiliki demi mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan, relevansi
pendidikan, serta meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan.
Dalam proses pembelajaran, konsep MBS ini menekankan pada pembelajaran aktif
(active learning), pembelajaran efektif (effective learning), serta
pembelajaran yang menyenangkan (joyfull leraning). Tujuan utama MBS adalah
meningkatkan mutu, efisiensi, relevansi, dan pemerataan pendidikan. Dalam
pengimplementasian nya MBS memliki beberapa kelebihan yaitu, otoritas penuh yang
dipegang oleh sekolah, melibatkan orang tua peserta didik, transparansi
manajemen, terjalin hubungan kemitraan antara dunia pendidikan dan dunia
bisnis, dan masih banyak lagi. Namun MBS juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain mutu yang menjadi sasaran peningkatan belum jelas, otonomi yang
diberikan kepada sekolah kadang membebani para orang tua peserta didik, rawan
korupsi, dan sebagainya.
3. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
Konsep MPMBS adalah sebuah konsep manajemen pendidikan
yang otoritas pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah dengan
penekanan utama nya pada perbaikan mutu pendidikan, serta pengupayaan segala
perbaikan didalam prosesnya. Dalam implementasinya, MPMBS benar-benar fokus
pada kualitas, mengoptimalkan segala sumber daya sekolah, menekankan manajemen
terbuka, strategi yang digunakan dalam konsep MPMBS ini adalah metode PAKEM,
kepemimpinan dalam konteks MPMBS haruslah bersifat transformasional, dan
melibatkan orang tua dan masyarakat lebih aktif lagi. Masyarakat dan orang tua
peserta didik tidak hanya berperan dalam pembiayaan pendidikan, tapi juga
dituntut untuk berpartisipasi dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan memantau proses pembelajaran anak mereka.
4. Manajemen Pendidikan Berbasis Kemitraan (MPBK)
MPBK merupakan pendekatan pengembangan manajemen
pendidikan yang muncul berdasarkan suatu keinginan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, serta relevansi pendidikan, yakni keselarasan antara output
pendidikan dengan segala hal yang dibutuhkan. Konsep MPBK ini memiliki
perpaduan antara ilmu dengan profesi, teori dengan praktik, harapan dengan
kenyataan, serta retorika dengan realitas. Ada beberapa kelebihan yang dapat
diandalkan oleh konsep MPBK, antara lain adalah paradigma yang digunakan
berdasarkan TQM, mengembangkan networking dan partnership dengan berbagai
instansi, senantiasa menciptakan komunikasi internal yang baik, menggunakan
prinsip good governance sebagai landasannya, dan lain-lain. Namun konsep ini
pun memiliki kekurangan, diantaranya adalah dalam menentukan instansi yang akan
dipilih menjadi mitra seringkali tidak didasarkan pada keunggulan kompetitif,
dalam proses penentuan program studi customer diabaikan, MBPK hany diperuntukan
bagi lembaga profesional kedinasan.
5. Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008
Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008,
berlandaskan pada 8 prinsip manajemen, yaitu customer focus, leadership,
keterlibatan semua orang, pendekatan proses, pendekatan sistem ke manajemen,
perbaikan berkelanjutan, fakta sebagai dasar pengambilan keputusan, kerjasama
yang saling menguntungkan dengan pemasok. sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
sangat menuntut kepemimpinan yang baik, kepemimpinan yang transformasional,
transpanransi manajemen, dan keterlibatan semua anggota dan personil organisasi
pendidikan dalam pengimplementasiannya.
C. MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
1.
Urgensi
Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan Islam pada dasarnya adalah metode
pengelolaan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Manajemen pendidikan Islam memiliki
manfaat terhadap perkembangan pendidikan, diantara nya:
a.
Memudahkan pekerjaan adminstratif dalam pendidikan.
b.
Menciptakan iklim rohaniah, psikologis, dan sosial
dengan dilaksanakannya akidah dan akhlak islam.
c.
Meningkatkan moral dan semangat angota-anggota lembaga
pendidikan.
d.
Menumbuhkan produktivitas pekerjaan.
e.
Menghubungkan antara proses pendidikan dengan tujuan
pembangunan dalam masyarakat sekaligus mempererat hubungan lembaga pendidikan
dengan lingkungannya.
Manajemen
pendidikan Islam juga memiliki beberapa prinsip, yaitu:
a. Ikhla
b. Tanggung
jawab
c. Kejujuran
d. Dinamis
e. Amanah
f. Praktis
g. Adil, dan
h. Fleksibel
Pentingnya manajemen pendidikan
Islam bisa dilihat juga dari keberadaan pendidikan Islam sendiri. Agar tetap
eksis, survive, dan terus berkembangan, pendidikan Islam membutuhkan suatu
pengelolaan yang baik, terencana, dan teratur, sehingga mampu
menumbuh-kembangan eksistensi pendidikan islam ditengah-tengah persaingan
global.
2. Implementasi Manajemen Pendidikan Islam
Di Indonesia, pendidikan Islam
merupakan subsistem dari pendidikan nasional, sehingga pada dasarnya
keberhasilan pendidikan Islam akan membantu keberhasilan pendidikan nasional
begitu juga sebaliknya. Terkait dengan implementasi manajemen pendidikan Islam
di Indonesia, terdapat tiga pola yang telah berlangsung yang didasarkan dengan
perkembangan terkini.
a.
Pola tunggal. Dalam pola ini hanya berlaku satu jenis
sistem, yaitu sentralistis.
b.
Pola ganda. Dalam pola ini berlaku dua jenis sistem,
yaitu sentralistis dan desentralistis.
c.
Pola simbolik. Pola ini merupakan perluasan dari pola
ganda yang memberi pengakuan hak hidup berbagai sistem. Pola simbolik inilah
yang seharusnya diterapkan dalam manajemen pendidikan Islam.
3.
Manajemen
Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Nasional
Sebagai subsistem dari pendidikan
nasional, keberhasilan pendidikan Islam bisa membantu keberhasilan pendidikan
nasional, demikian juga sebaliknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada
kenyataannya, Indonesia dengan pendidikan yang sentralistik melahirkan suatu
dualisme sistem pendidikan yang tergambar dari Depag dan Diknas yang menangani
pendidikan. Manajemen pendidikan islam dan manajemen pendidikan nasional
sejatinya saling menopang dan saling melengkapi, meskipun terdapat beberapa
perbedaan diantara keduanya. Manajemen pendidikan Islam bisa mengadaptasi
konsep-konsep bermutu yang dimiliki oleh manajemen pendidikan nasional untuk
diaplikasikan. Begitu juga sebaliknya. Pada tatanan koridor manajemennya,
antara manajemen pendidikan Islam dan manajemen pendidikan nasional tidaklah
jauh berbeda. Hal ini terbukti dari aplikasi keduanya yang cenderung sama.
Manajemen pendidikan Islam berlandaskan kepada Al-Qur’an dan hadist, sedangkan
manajemen pendidikan nasional berlandaskan pada teori-teori dari manajemen yang
ada dan terus memantau perkembangannya.
4.
Meningkatkan
Mutu Lembaga dengan Manajemen Pendidikan Islam
Salah satu hal penting dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan adalah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan
merupakan pelaksana pendidikan terdepan sekaligus menjadi salah satu tolak ukur
terhadap keberhasilan pendidikan sebuah bangsa, selain output pendidikan, dan
hal-hal lainnya. Meningkatkan mutu lembaga pendidikan demi tercapainya tujuan
dan keberhasilan pendidikan nasional memang bukanlah hal yang mudah. Berbagai
partisipasi dari seluruh elemen terkaitpun sangat diperlukan, dalam hal ini
ialah pemerintah, warga sekolah, orang tua siswa, tokoh agama, dan seluruh
tokoh masyarakat harus berperan aktif dalam meningkatkan mutu lembaga
pendidikan melalui kerjasama yang solid.
5.
Konsep Ideal
Manajemen Pendidikan Islam
Meskipun manajemen pendidikan Islam
dan konsepnya masih mengikuti konsep manajemen pendidikan nasional, namun bukan
berarti manajemen pendidikan Islam tidak memiliki acuan yang menjadi bahan baku
untuk diolah, dikelola, dan dikembangkan sendiri oleh seluruh umat manusia.
Meskipun dalam konsep manajemen pendidikan antara nasional dan Islam sama,
bersinergi, dan terintegralisasi, namun dalam hal-hal penentuan visi misi,
budaya organisasi, atau kebijakan-kebijakan strategis, lembaga pendidikan Islam
memakai nilai-nilai normatif dari Islam.
6.
Metamorfosis
Manajemen Pendidikan Islam
Meskipun saat ini konsep manajemen pendidikan Islam
masih mengikuti konsep manajemen pendidikan nasional, setidaknya masih cukup
ideal untuk saat sekarang, namun bukan berarti ideal untuk kelak dan selamanya.
Konsep tersebut harus terus berkembang dan berubah agar lebih baik lagi. Adanya
metamorfosis manajemen pendidikan Islam bisa dibaca dari hierarki manajemen
pendidikan Islam, yang secara umum berlaku sebagai berikut:
a.
Manajemen sentralisasi.
b.
Manajemen desentralisasi.
c.
Manajemen fungsional.
Kelebihan
dan Kekurangan Buku
Jika
dibandingkan dengan buku lain dengan tema yang sama, buku ini memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan antara lain:
1.
Kelebihan:
a.
Untuk Isi yang lengkap
b.
Untuk Penjelasan baik
c.
Untuk Kalimat teratur
2.
Kekurangan :
a. Untuk Isi
lengkap namun terlalu padat
3.
Tujuan Penulisan
a.
Tujuan penulis buku
Menjelaskan kepada para pembaca mengenai beberapa teori konsep manajemen
pendidikan yang dapat diterapkan pada pendidikan nasional.
b.
Tujuan peresume buku
1)
Memenuhi tugas matakuliah Manajemen.
2)
Merangkumkan isi buku agar pembaca makalah ini dapat
sedikit mengetahui keseluruhan isi buku, sehingga pembaca dapat menilai sendiri
buku ini.
3)
Sebagai referensi bagi pembaca.
KESIMPULAN
Setelah saya
membaca kesuluruhan isi buku “Buku Pintar Teori-Teori Manajemen Pendidikan
Efektif” karya S. Shoimatul Ula, maka dapat saya simpulkan bahwa buku ini
berisika teori-teori konsep manajemen
pendidikan yang telah diterapkan pada dunia pendidikan nasional maupun luar
negeri. Konsep-konsep manajemen tersebut antara lain adalah, konsep manajemen
TQM, manajemen berbasis sekolah, manajemen pendidikan berbasis kemitraan,
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, dan sistem manajemen ISO
9001:20008.
Komentar
Posting Komentar